Hi.. kecoak !


Hi.. kecoak !
Ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Amsal 6:8.
Apa kesan Anda mendengar kata “kecoak”? Jijik, kotor, penyakit? Malam itu kecoak bertamu di tempat tinggal kita.  Begitu anak saya berseru, “kecoak!”, saya langsung berusaha memburu, membunuh tanpa menghancurkannya.  Karena konon isi perut kecoak penuh dengan kuman parasit seperti cacing halus yang berbahaya bagi manusia.
Rasa risih mendorong saya untuk sedikit researchtentang kecoak. Cukup mengejutkan setelah membaca seputar serangga yang disebut blattaria atau blattodea ini konon bisa dipakai sebagai obat untuk luka bakar, hepatitis, trauma, dst. Kecoak dapat mengatur sendiri mekanisme kelompok dan dapat hidup sebulan tanpa makanan. Jenis tertentu seperti periplaneta japonica dapat tahan pada suhu hingga -5 derajat celcius dan punya mekanisme hybrid(tidur selama musim dingin). Uniknya, neopteraini meninggalkan semacam bau dan jejak khas untuk memberi informasi keberadaan dirinya dan rantai makanan bagi kecoak lain.
Amsal Salomo menuliskan kata-kata bijak belajar dari alam ciptaan Tuhan: semut (Amsal 6:6-8).  Semut adalah serangga yang rajin bekerja, punya mekanisme hidup berkelompok, pembagian fungsi kerja, hirarki dan terkhusus dikenal dengan mengumpulkan makanan di musim panas alias investasi untuk jangka panjang. Kecoak dan semut adalah serangga ciptaan Tuhan yang unik, rumit dan menakjubkan.  Binatang kecil sepele ini mengajarkan makna keseimbangan antara berinvestasi dan berbagi.
Oh ya, konon untuk mengusirnya dapat dilakukan banyak cara seperti menaruh daun pandan, mengikat erat sampah makanan, mengepel lantai  dengan bersih, perangkap kecoak hingga semprotan insektisida. Kiranya Tuhan menolong kita bukan hanya gembira menerima tetapi juga memberi sebagai gaya hidup yang sehat.
BERINVESTASI DAN BERBAGI ADALAH KESEIMBANGAN HIDUP YANG DIAJARKAN ALKITAB
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *