GITAR AJA PERLU STEM

Gitar Aja Perlu Stem
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?  I Korintus 3:16
Pada waktu seseorang membeli sebuah gitar baru, tidak serta merta bunyi alunan senar jadi harmonis dan enak didengar.  Senar yang baru dipasang pada sebuah gitar harus diharmoniskan berdasarkan kunci dasar tertentu yang disebut stem.
Saya bisa sedikit bermain gitar, tetapi bukan ahlinya.  Pekerjaan menytem gitar beberapa kali saya lakukan.  Hal yang paling sulit di dalam mencocokkan nada dasar dengan ketegangan senar adalah ketepatan dan keakuratan.  Untuk stem gitar perlu telinga yang peka membedakan suara nada dasar dan suara yang sumbang.  Jadi boleh dikatakan, modal dasar sebuah gitar enak didengar adalah stem yang akurat dan tepat.
Jika untuk menghasilkan lagu yang enak didengar, gitar perlu distem, apalagi menghasilkan hidup yang harum dihadapan Tuhanpun juga perlu “stem” akurat dan tepat.
Tubuh kita adalah bait Roh Kudus, artinya hidup kita dan seluruh yang ada padanya (fisik, jiwa dan roh) harus dipakai dan dikerjakan dengan baik dan menyenangkan Tuhan.
Salomo ketika membangun bait Allah tidak melupakan “stem” akurat untuk setiap emas murni, tembaga terbaik, kayu kualitas paling bagus, hingga para pekerja dengan keahlian luar biasa.  I Raja-raja 7, II Tawarikh 2-3  mencatat secara rinci bagaimana “stem” bait Allah dikerjakan agar menghasilkan harmonisasi bangunan dan seni arsitektur tinggi.  Belum lagi ketika pentahbisan bait Suci ini mengorbankan ribuan bahkan sampai puluhan ribu lembu sapi, kambing domba.  Semuanya untuk Tuhan.
Bagaimana dengan hidup kita saat ini?  Jikalau kita rindu, hidup ini dipakai Tuhan secara luar biasa, maka kita harus “stem” diri kita seakurat mungkin agar terjadi harmonisasi antara kehendak Tuhan dan ketaatan kita.
“stem” hidup harus melewati proses dan terus menerus dikerjakan oleh seseorang agar kepekaan dan harmonisasi bisa terjalin dengan baik.  “stem” hidup dapat dimulai dengan mendisiplinkan diri baca Alkitab, berdoa dan memperdalam pemahaman pengajaran Kristen.  Mengetahui sumbang tidaknya akan terasa ketika kita biasa hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan.
Saya pernah menghasilkan “nada sumbang” dalam hidup.  Nada itu adalah tidak mengatakan kebenaran yang harusnya saya ceritakan pada seorang teman.  Malamnya, ketika saya berdoa, hati tidak tenang dan terasa sekali nada hidup saya sumbang.  Selesai berdoa, saya meminta maaf kepada teman yang seharusnya saya berkata jujur tetapi tidak mengatakannya.
Hidup ini dapat sumbang dan sebaliknya seimbang serta harmonis.  Ketepatannya tergantung bagaimana kita mengasah “gitar” kehidupan setiap hari.  Jika gitar aja perlu di stem apalagi hidup ini.  Marilah kita belajar mengharmonisasikannya setiap hari dengan kebenaran Alkitab.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *