GARUDA DI DADAKU

GARUDA DI DADAKU
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Roma 12:16
Siapa sih yang tidak tahu berita pertandingan sepak bola AFF Suzuki Cup 2010 yang beberapa waktu ini menyedot perhatian rakyat Indonesia?  Tim Merah Putih kebanggaan Indonesia mendapatkan perhatian, dukungan dan harapan yang sangat besar untuk membawa harum nama bangsa Indonesia.  Kenapa pertandingan sepak bola Timnas Indonesia mendapat perhatian besar saat ini?  Mengapa begitu populer dan seolah membius ratusan juta penduduk Indonesia?  
Pertandingan sepak bola piala AFF kali ini bukan sekedar kemenangan bola tetapi lebih pada kebanggan Indonesia.  Suatu aura rasa ikut memiliki dan menjadi satu bagian dari identitas diri yang telah lama hilang.  Tidak bisa dipungkiri, negara ini banyak memiliki rekor buruk dalam hal korupsi, teroris, perpecahan, chaos, hingga kelunturan berbangsa dan bernegara.
Jauh di dalam lubuk hati, masyarakat Indonesia sadar bahwa negara ini sebenarnya dalam keadaan “porak poranda” dan membutuhkan persatuan serta identitas unik yang dapat dibanggakan.  Kebutuhan inilah yang oleh Psikologi Sosial disebut Self Social.  Pakar Psikologi Sosial Baron dan Byrne mendefinisikannya sebagai identitas kolektif yang meliputi hubungan interpersonal dan aspek-aspek identitas yang datang dari keanggotaan pada kelompok-kelompok yang lebih besar dan tidak lebih  personal yang berdasarkan pada ras, etnis dan budaya.
Saya baru saja mendapat pesan singkat dari seorang teman penggemar bola.  Ia menceritakan pertandingan bola antara Liverpool dengan Italiano Milan di Istanbul tahun 2004.  Mulanya Liverpool tertinggal 3-0 pada babak pertama.  Dikatakan oleh seorang pemain bahwa rasanya merinding mendengar lagu “You are never walk alone” (Anda tidak pernah berjalan sendiri) dari ribuan penonton. Pada akhirnya, Liverpool dapat menyamakan posisi pada babak ke dua dan menang pada saat adu penalti.
Popularitas pemain Merah Putih Indonesia melejit sesungguhnya karena hausnya rakyat ini terhadap identitas self social yang bisa dibanggakan oleh bangsa indonesia, yang sanggup mempersatukan dan membuat negara ini lebih baik.  Apakah peristiwa ini dapat menjawab kebutuhan dan kehausan rakyat?  Kemungkinan besar jawabannya adalah TIDAK.  Tetapi, moment-moment seperti inilah yang berpotensi memberikan pengaruh positif dan sangat baik bagi bangsa ini.
Sungguh, persatuan itu indah dan auranya akan terasa apabila kita menjaganya dengan baik.  Paulus menuliskan surat kepada jemaat di Roma tentang kunci menjaga persatuan.  Ia mengatakan, “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai”.  Perkataan Paulus ini mencakup tiga aspek apabila dibandingkan dengan beberapa terjemahan termasuk bahasa Yunani (asli kitab Roma): rendah hati alias tidak sombong; mau mengarahkan perhatian pada tujuan bersama; dan mau berteman.
Orang yang Rendah hati alias tidak sombong menurut Paulus adalah gambaran dari orang-orang yang mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan (Roma 12:1-2).  Orang-orang yang menggunakan talenta/bakat/karunianya dan hidup di dalam kasih.  Kerendahan hati dan tahu diri akan menjaga persatuan dengan sendirinya.
Orang-orang yang mau mengarahkan perhatian pada tujuan bersama dan terbuka untuk hidup bersama (berteman)dalam sikap saling menghargai akan merasakan dan mengalami indahnya persatuan.  Orang yang diliputi dengan prasangka negatif dan menuntut balas dendam hanya akan mendatangkan kehancuran.  Inilah pengajaran Alkitab tentang hidup Kristen yang seharusnya.
Aura persatuan dan spirit kegembiraan dalam mendukung Timnas Merah Putih Indonesia itu indah, asal jangan merusak rumput lapangan sepak bola; asal jangan sengaja bermain laser tanda tidak sportif; asal jangan meneror lawan main dengan  slogan “Ganyang Malaysia!”; asal jangan bertindak anarki.  Seperti ada judul film Indonesia tentang bola, Yuk kita serukan bersama: “Garuda di Dadaku”.  Bersatulah Indonesia!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *