DOA KEBANGUNAN ROHANI

DOA KEBANGUNAN ROHANI
Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu.” Ezra 9:15
Siapa yang tidak ingin terjadi kebangunan rohani di gereja dan masyarakatnya?  Inilah yang dialami oleh Ezra bersama orang-orang Israel yang merendahkan diri di bait Allah sambil menangis.
Pemulihan dari Allah kepada bangsa Israel yang tercecer sudah berjalan lebih dari 128 tahun sejak pembuangannya di Babel.  Tahun 538 Tuhan menyatakan kemurahannya dengan membawa dan membangunkan mereka di Yerusalem.
Sekalipun Tuhan bermurah hati dan sangat mengasihi orang-orang Yahudi, tetapi tetap saja mereka cenderung mencondongkan hatinya kepada ilah dan tidak menjaga kekudusan hidup.  Kebobrokan ini diresponi Ezra dengan doa pertobatan dari hatinya yang terluka dan berduka karena dosa Israel.  Bagaimana tidak, lebih dari 80 tahun sejak pemulihan yang dikerjakan Tuhan, bangsa Israel masih saja membelakangi Tuhan.
Doa Ezra yang dipanjatkan dari hati nurani terdalam dan dengan kesungguhan yang nyata, telah membuat orang-orang Israel bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.  Suasana waktu itu sungguh haru dan luar biasa terjadinya kebangunan rohani di Bait Allah.
Apa yang terjadi dengan doa Ezra?  Sekilas cuplikan ayat terakhir dari kitab Ezra pasal 9, menggambarkan teologi doa yang mantap dari seorang hamba Tuhan bernama Ezra.
Pertama, Ezra menaikkan doa syafaat mewakili Israel hendak meminta pengampunan dosa.  Ezra tidak memulai dengan kata: “dosa mereka” tetapi “dosa kami”.  Ezra menyadari kebejatan moral dan segala penyimpangan pun tidak luput dengan dirinya.  Ezra memiliki andil atas kegagalan bangsa Israel menjaga hidup benar di hadapan Tuhan.
Ke dua, Ezra menyimpulkan doanya dengan suatu kesadaran bahwa Tuhan yang berdaulat masih memberikan kesabaran bagi umat-Nya untuk bertobat.  Inilah suatu sikap merendahkan diri atau lebih tepatnya tahu diri bersikap di hadapan Tuhan.  Ezra mencari Tuhan di dalam kesadaran penuh akan anugerah-Nya.
Ke tiga, Ezra menaikkan pengakuan dosa atas Israel dengan penuh kesedihan dan penyesalan.  Ezra tidak segan-segan merobek jubanya sebagai tanda penyesalan dan kedukaan.  Ezra sadar tanpa pengakuan dosa, tidak mungkin umat Tuhan dapat layak datang di hadirat Tuhan.
Melalui doa Ezra terjadi kebangunan rohani yang luar biasa pada waktu itu.  Orang-orang Israel dari yang tua hingga muda, kemudian menangis dan menyadari dosa mereka.  Pengakuan dosa dan perubahan menjadi komitmen mereka yang hatinya hancur dan ingin dipulihkan Tuhan.
Jikalau kita rindu terjadi kebangunan rohani di gereja dan masyarakat kita, maka harus dimulai dari diri kita sendiri.  Mengaku dosa, menyesalinya, bertobat dan mau belajar mengikuti kehendak Tuhan.  Kiranya Tuhan menolong kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *