BATU BESAR DULU

BATU BESAR DULU

(Baca: Matius 6:33)

profesor di kelas

 

 

       Pagi itu Profesor memberikan pelajaran penting di kelas. Dipenuhi dengan para pembelajar yang bersiap dengan alat tulis, mereka keheranan karena profesor ini membawa sebuah aquarium besar. Ia lalu meletakkan aquarium tersebut dan mengisi dengan sebuah batu besar sambil bertanya, “Apakah aquarium ini telah penuh?”  Serentak para pembelajar mengatakan, “Belum!”. Profesor itu mengatakan, “Betul sekali, belum!”. Lalu ia mengisi dengan batu-batu kecil dan sedang hingga sampai di bibir aquarium. Ujar Profesor, “Apakah sekarang sudah penuh?”. Serentak semua kelas berkata, “Ya, sudah penuh!” Lagi-lagi Profesor menjawab, “Belum! Perhatikan!

       Ia lalu mengisi aquarium tersebut dengan kerikil-kerikil kecil hingga penuh di bibir aquarium dan bertanya, “Apakah sekarang sudah penuh?” Sebagian mengatakan “Ya”, yang lain mengatakan “Tidak” dan sisanya tampak berpikir agak bingung. Profesor ini mengatakan, “Yang menjawab tidak, benar!” sambil mengambil sekantong pasir dituang dan diakhiri dengan mengisi aquarium tersebut dengan air satu gelas. Pelajaran apa yang hendak saya sampaikan hari ini? Jikalau Anda tidak menempatkan batu besar terlebih dahulu maka yang lain tidak akan bisa muat dalam aquarium ini.

       in ChristApakah batu besar dalam hidup Anda? Kesehatan? Keluarga? Teman? Diri sendiri? Yesus mengatakan bahwa batu besar dalam hidup ini adalah, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya”. Hidup ini bukan diukur dari berapa banyak yang kita inginkan atau bahkan kuatirkan tetapi bagaimana kita menempatkan prioritas hidup. Orang yang meletakkan Yesus Kristus di tempat utama dan paling penting dalam hidup akan menemukan hidupnya dipakai Tuhan melebihi apa yang dia dapat lakukan; memperdalam sukacita; mengembangkan visi; mempertajam cara berpikir; menguatkan kerohanian; melipatgandakan berkat dan menjadi saluran berkat perdamaian di sekitarnya. Kiranya Tuhan menolong kita berhikmat di dalam menaruh prioritas hidup. Amin.

TANPA MELIBATKAN TUHAN, MENJALANI HIDUP INI SEPERTI TANPA WARNA

FLYERS SVEN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KAPAK YANG TUMPUL

KAPAK YANG TUMPUL

(2 Timotius 3:15-17)

sharpening

       Seorang reporter lokal hendak meliput kehidupan penebang kayu yang jujur, yang menebang sesuai ijin dan dalam jumlah yang optimal. Kemudian reporter ini mendekati seorang bapak dan berkata, “Pak, boleh saya wawancara?” Tanya reporter lokal ini. “Saya tidak waktu! Lain kali saja!” ujar bapak ini dengan wajah cemberut.

       Reporter yang cermat ini bukan hanya bertanya, tetapi juga mengamati bapak tersebut beserta peralatannya. Ia lihat bahwa kapak itu sudah tumpul. Reporter mudah ini mengatakan, “Bagaimana kalau diasah dulu kapaknya pak?”. Sontak bapak ini marah dan berkata, “Tahu tidak?! Tahun tahun sebelumnya satu hari saya bisa memotong 5 pohon, tetapi sekarang satu pohonpun sehari susah. Kalau saya habiskan waktu mengasah kapak tua ini, nanti tidak akan ada cukup waktu!”

       Bapak tua tersebut walaupun jujur, lugu tetapi bodoh karena ia tidak menyempatkan mengasah kapaknya. Bekerja lebih keras bukan jawabannya, tetapi sebenarnya bekerja dengan hikmat dibutuhkan untuk mendampingi sikap jujur. Sama halnya dengan kehidupan ini, apabila kita terlalu sibuk dengan diri sendiri tetapi lupa menyediakan waktu teduh berkualitas di hadapan Tuhan maka lama kelamaan hati nurani akan tumpul dan kerohanian jadi lesuh. Pelayanan lebih banyak bukan jawaban untuk membuat rohani sehat, tetapi relasi dengan Tuhan-lah yang menjadi kekuatan hidup.

         Elia sangat giat bagi Tuhan tetapi rohaninya yang lesuh baru dipulihkan dalam keheningan bersama Tuhan (Lihat I Raja-raja 19:1-12). Marta sibuk melayani Tuhan tetapi mengabaikan Firman Tuhan (Lihat Lukas 10:38-42). Paulus mengingatkan Timotius pentingnya Kitab Suci bagi hidup. Firman Tuhan sanggup mengasah hati nurani dan menyegarkan kehidupan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk kembali menyediakan waktu dalam Firman Tuhan, dan doa. Amin.

 

BUKAN HANYA KAPAK YANG PERLU DIASAH, HIDUP MANUSIA JUGA PERLU DIASAH OLEH KEBENARAN FIRMAN TUHAN

renungan rohani f

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

TAWAR HATI

TAWAR HATI

(Baca: Yosua 7:3-13)

Selalu ada jalan

 

       Tawar hati adalah keadaan yang tidak diinginkan oleh semua orang. Tawar hati membuat orang ragu dan tidak dapat melihat potensi diri yang sesungguhnya. Inilah keadaan umat Allah di jaman Yosua ketika berhadapan dengan bangsa Ai. Keadaan tidak semudah seperti kelihatannya. Mereka kalah perang, ketakutan dan dipermalukan karena menganggap enteng keberhasilan.

       Bagaimana menghadapi tawar hati versi Yosua di Ai? Pertama jelas jangan menganggap remeh apa yang kelihatannya mudah. Yosua memakai strategi untuk mendapatkan keberhasilan (Yosua 8:5-8). Kedua, Yosua menjaga kekudusan hidup di hadapan Tuhan dan membereskan dosa yang masih tersisa dari umat Allah. Ia percaya bahwa keberhasilan itu dari Tuhan (Lihat Yosua 1:8) yang patut diusahakan dengan kerja keras dan prinsip kebenaran yang bijaksana. Ketiga, Yosua tidak alergi dengan kegagalan karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Yosua alergi dengan tidak membereskan akar masalah yakni dosa. Ia mencari solusi dari akar permasalahan dan menemukan bahwa ada korupsi yang harus diberantas

Akhan korupsi

       Alkitab berani terus terang mengenai kegagalan dan kerapuhan umat Allah karena memang yang hendak disorot bukan kehebatan manusia tertentu tetapi kehebatan Tuhan. Tawar hati bisa menghinggapi siapa saja dan membuat terkapar mangsanya secara mengenaskan, tetapi bukan berarti tidak ada jalan keluar dan harapan. Ketika kita belajar hidup berjalan bersama Tuhan, kita akan menemukan betapa diri sendiri lemah, rapuh dan banyak kekurangan. Kiranya Tuhan menolong kita boleh belajar dari Yosua dan mengalami semangat dan kemenangan hidup dari Allahnya Yosua. Amin.

 

 

KEKALAHAN TERBESAR SESEORANG BUKAN KETIKA TIDAK ADA UANG ATAU SENJATA, TETAPI KETIKA KEHILANGAN SEMANGAT HIDUP

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

JANGAN LUPA 31 OKTOBER….!

JANGAN LUPA 31 OKTOBER…!

(Baca: Yosua 1:8)

Halloween

       Apa yang ada dalam bayangan Anda tentang 31 Oktober? Ulang tahun teman? Hari pernikahan? Hari Reformasi 31 Oktober 1517 atau Halloween? Agaknya dunia lebih mempromosikan sebagai hari Halloween. Hari itu anak saya bertanya, Halloween itu apa? Semula saya berpikiran Halloween adalah hari hantu yang menakuti anak-anak dan terkenal dengan parade baju seram seperti drakula, monster, zombie sambil datang ke rumah dan berkata, “trick or treat” (ditraktir makanan/permen atau diganggu)?

       refMenengok sejarah, 31 Oktober bermula sebagai hari orang suci (hallows berarti orang-orang saleh). Ada yang menekankan sebagai peringatan orang-orang martir dan ada pula yang menggabungkan dengan hari penghargaan kepada orang-orang saleh. Sebagian lebih mengarah kepada kultus dan mitos orang meninggal tetapi ada pula yang memperingati sebagai hari Reformasi yakni mengajak semua orang Nasrani kembali kepada Alkitab.

       Selalu kembali kepada Alkitab. Itulah pesan Tuhan kepada Yosua sebagai kunci keberhasilan. Firman Tuhan bukan hanya didengar dan dibaca tetapi direnungkan dan menjadi prinsip menjalani hidup. Kalau dunia mengajarkan saling sikut, saling gigit dan saling jatuhkan demi sukses semu, Firman Tuhan menawarkan logika yang berkebalikan: melayani ganti memerintah; kejujuran ganti penipuan serta kekekalan ganti kesementaraan.

words

       Halloween jaman sekarang sudah berubah salah kaprah sebagai metode dagang dan bersenang-senang, padahal halloween berakar dari semangat mengingat bagaimana serius dan total orang-orang yang mengiring Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Adakah semangat militan itu di dalam diri kita? Jangan-jangan kita lupa realitas bahwa hidup di dunia ini adalah persiapan menuju kekekalan. Amin.

 

HALLOWEEN BAGI ORANG NASRANI ADALAH KEMBALI KEPADA SEMANGAT HIDUP BAGI TUHAN

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail