BUAT TUHAN JANGAN YANG GRATISAN

Buat Tuhan Jangan yang Gratisan!
Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan: “Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.”
I Tawarikh 21:24
Siapa yang tidak suka barang gratisan?  Hampir semua orang menyukai yang namanya pemberian ataupun bonus.  Ibu-ibu yang belanja sabun, tentu senang apabila dapat sebuah piring cantik tanpa bayar.  Bapak-bapak yang beli kendaraan, tentu senang apabila gratis servis dan bensin selama setahun.  Bahkan para remaja senang gonta-ganti nomor handphone lantaran banyak bonus sms dan layanan gratis lainnya.
Banyak orang senang menerima barang gratisan dan bila perlu memberi kepada orang lain tanpa keluar biaya alias tidak rugi.  Di balik setiap barang yang gratis sebenarnya ada pengalihan pembayaran atau ada orang yang sudah menanggung sebelumnya.  Sebenarnya tidak ada yang namanya barang gratisan, sebab ada yang sudah atau akan menanggung biaya barang itu.
Pemberian kepada Tuhan—entah itu persembahan ataupun perpuluhan—tidak boleh didasarkan pada motivasi gratisan.  Prinsip dasarnya: persembahan bagi Tuhan adalah yang terbaik.  Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk kita melalui keselamatan dalam Yesus, demikian kita harus memberi terbaik buat Tuhan.
Apabila kebutuhan pelayanan yang harusnya mengeluarkan sejumlah biaya, namun ditanggung oleh seorang jemaat/simpatisan dan pada akhirnya tidak mengeluarkan sepeserpun tidaklah boleh dianggap gratisan.  Itu adalah persembahan yang harus disyukuri dan dilihat sebagai wujud pengorbanan yang diberikan oleh jemaat/simpatisan tersebut kepada Tuhan.
Daud menaikkan korban bakaran dan keselamatan kepada Tuhan agar wabah sampar berhenti adalah bentuk pertobatan Daud dari dosanya.  Daud mau memberikan yang terbaik dan bukan gratisan kepada Tuhan.  Daud mau melayani dan hidup bagi Tuhan dengan membayar harga yang sesungguhnya.
Jaman ini banyak orang-orang Kristen yang mau mengikuti kegiatan Gereja dengan dibayar.  Pelayanan song leader, singers, bahkan operator LCD harus dibayar.  Mengajar sebagai guru Sekolah Minggu minta uang transport.  Mengikuti camp/re-ret mau yang semurah mungkin, lebih senang bila gratis.  Datang ke persekutuan karena konsumsi yang enak dan ada antar jemputnya.  Pokoknya sebisa mungkin tidak rugi, tetapi untung kalau ikut gereja.
Hendaknya motivasi dan hati yang tidak mau rugi tidak ada di dalam diri kita apabila menghadap dan melayani Tuhan.  Lain halnya, bila orang mau sungguh-sungguh melayani tetapi tidak punya dana transport.  Berbeda ceritanya, bila seseorang mau serius mengikuti camp tetapi tidak cukup uang.  Untuk alasan-alasan ini, tentu saja dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.  Marilah kita belajar seperti Daud: untuk Tuhan jangan gratisan!
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *