BERSYUKURLAH UNTUK TERANG

Bersyukurlah untuk Terang!
(Baca: Kejadian 1:1-5)
Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.  II Korintus 4:6
Pernakah di rumah Anda mengalami mati lampu sepanjang malam?  Saya pernah, dan sungguh tidak enak keadaanya.  Ketika mati lampu, saya sedang berada di kamar berpendingin (Air Conditioner).  Kamar jadi panas; lembab dan gelap sekalipun pintu kamar terbuka lebar-lebar.  Rupanya mati lampu bukan hanya di rumah tetapi satu kompleks tempat tinggal kami.
Bicara tentang terang dan gelap, saya belajar mensyukuri untuk ciptaan Tuhan yang ajaib ini: Terang!  Pada awal, yakni Allah mulai menciptakan dari tidak ada menjadi ada: ruang dan waktu.  Pada waktu itu jugalah ciptaan-Nya ditambahkan dengan adanya terang di bumi.
Terang tidak ada dengan sendirinya di dalam dunia.  Terang adalah anugerah Tuhan bagi alam semesta yang sebelumnya kosong; kemudian gelap gulita; dan tidak nyaman.  Kehadiran terang tidak terlepas dari Sabda Tuhan yang dinyatakan pada waktu itu.  Sabda itu begitu singkat; jelas; dan sempurna.
Manusia sering menemukan berbagai macam alat penerang; namun tidak pernah ciptaannya langsung sempurna.  Ambilah contoh: Thomas Alfa Edison, seorang Kristen yang saleh dan tekun.  Dalam salah satu penemuannya untuk lampu, Edison harus mengalami banyak sekali penelitian; praktik; dan bahkan kegagalan (Edison menyebutnya  9.955 kali berhasil menemukan cara gagal membuat lampu menyala).   Penemuannya tidak sempurna, terus diuji coba hingga berhasil digunakan oleh masyarakat luas.  Pun demikian, penemuan Edison hingga sekarang tidak sempurna. Ada banyak peneliti yang sampai sekarang terus mengembangkan; memperbaiki; dan menyempurnakan lampu itu sendiri.  Ada penemuan lampu hemat energi, tahan lama dipakainya, bahkan yang murah meriah (tapi gampang putus J ).
Terang itu sendiri diciptakan baik adanya.  Ciptaan Tuhan adalah anugerah yang memberkati manusia.  Manusia memperoleh banyak manfaat dari terang dalam segala aktivitas maupun kreativitasnya.  Melalui terang; kita dapat melihat, menulis, berinteraksi, dan tidak tersesat.
Pada bagian pertama penciptaan, Tuhan memisahkan terang dan gelap sebagai bagian dari pemberian tanda atas pagi dan malam.  Melalui pemisahan ini manusia dapat mengetahui kapan waktunya bekerja dan istirahat; kapan waktunya pekerjaan diselesaikan dan kapan waktunya hidup ini dijalankan.
Jika aktivitas kita pernah terganggu dengan mati lampu, seharusnya di sana kita diajarkan bukan untuk bersungut-sungut.  Justru mati lampu mengajarkan kita untuk bertindak lebih cerdik.  Pertama, mengucap syukur karena kita masih dapat merasakan berkat Tuhan: Terang.  Kedua, mengevaluasi sejenak segala kekurangan; dan keberadaan diri kita sebagai anak Terang (Efesus 5:1-21).  
Apakah saat ini kita berada dalam Terang?  Apakah saat berada dalam ruangan yang lampunya terang gemerlap, tetapi hati kita gelap dan kalap?  Jangan-jangan, orang buta lebih melek (melihat) dan berada dalam Terang batin dari pada kita yang melihat tetapi jauh dari sumber Terang Tuhan Yesus Kristus.  Mari kita terus mengevaluasi diri dan membuka hati agar Tuhan Yesus Kristus yang menciptakan Terang, menyinari hati kita.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *