APAKAH ANDA MENYESAL MASUK NASRANI?


APAKAH ANDA MENYESAL MASUK NASRANI?
(Baca: Kejadian 22:1-24)
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.  Amsal 30:9
Pernakah Anda menyesal masuk Nasrani?  Ada seorang pengunjung Gereja yang rajin datang setiap minggu untuk mengikuti ibadah.  Ia kemudian ikut katekisasi dan dibaptis.  Setelah dibaptis, seorang pengurus Gereja memberikan satu paket amplop perpuluhan untuk setahun.  Karena belum mengerti dengan jelas makna, kesadaran dan kesiapan hati; orang yang baru masuk Nasrani ini terkejut, marah, kecewa dan akhirnya tidak pernah lagi mau ke Gereja.  Ia merasa “ditodong” dengan sejumlah tagihan dan harus membayar.
Ada seorang pemuda berdoa kepada Tuhan mencari pekerjaan yang didambakan dengan kedudukan tinggi.  Waktu berjalan dan ia masih belum mendapatkan pekerjaan alias menganggur.  Ia begitu kecewa menjadi Nasrani.  “Kenapa Tuhan tidak mendengar doaku?  Bukankah saya sudah sungguh-sungguh berdoa dan berusaha melakukan Firman Tuhan?”  Keluhnya saat itu.
Pertanyaan kebingungan dan dalam pergumulan berat yang lebih besar muncul juga dalam kehidupan Abraham ketika harus mempersembahkan anaknya yang tunggal Ishak.  Abraham sudah puluhan tahun menantikan datangnya seorang anak dari istrinya Sara.  Puji Tuhan! Doanya terkabul!   Ketika anak yang diharapkan menjadi ahli waris mulai bertumbuh remaja, Tuhan mau mengambilnya.  Sungguh sulit untuk diterima apalagi dimengerti oleh Abraham.  Masuk akal apabila Abraham berkata, “Tuhan apa maksudmu?!  Mengapa Tuhan mau mengambil anakku?”
Kenyataan menunjukkan bahwa orang yang mau belajar mengikut Tuhan tidak kebal dari sejumlah kesulitan dan penderitaan manusia seperti orang-orang lain.  Mengikut Tuhan bukan berarti menyogok dengan sejumlah perbuatan baik, korban, dan persembahan lainnya agar kita dijauhkan dari marabahaya.  Mengikut Tuhan juga bukan perkara hitung-hitungan, kalau saya memberi apa dan Tuhan akan membalas apa (seperti transaksi bisnis).  Mengikut Tuhan adalah sebuah panggilan atas anugerah Tuhan yang mau berperkara dengan kita.
Hal utama di dalam kehidupan ini bukan apa yang Surga minta dari kita, tetapi apa yang sebenarnya Tuhan ingin berikan kepada kita.  Banyak orang tersesat di dalam pengajaran hikmat duniawi dan sejumlah teori filsafat alih-alih melihat dan menyadari hikmat Allah di dalam Alkitab.  Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia, mati disalibkan dan bangkit dari maut untuk memberikan anugerah keselamatan dari Tuhan.  Apabila seseorang menjadi Nasrani berarti dia menjadi pengikut Kristus yang mau terus belajar, mendengarkan, mendalami, melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.  Kenyataan banyak orang mengaku Nasrani tetapi hanya agamawi belaka, sepanjang minggu kehidupannya lebih menyerupai iblis dari pada Tuhan.
Tuhan memanggil setiap orang untuk menerima keselamatan yang sudah dikerjakan Kristus Yesus dengan iman percaya.  Tuhan memanggil setiap orang percaya untuk mengikut Yesus dengan mempersembahkan hidup di mezbah Allah.  Ini bukan apa yang Tuhan mau minta dari kita tetapi apa yang Tuhan mau kerjakan untuk semakin memberkati kehidupan kita.
Belajar dari Abraham, Tuhan mengijinkan sejumlah peristiwa ada dalam hidup kita baik itu berkat maupun kesusahan.  Kita bertanggungjawab sepenuhnya atas keputusan, pemikiran, rencana, keinginan maupun sikap perbuatan di masa sekarang maupun di masa lalu.  Apa yang kita tabur akan kita tuai.  Abraham menghormati (deep respect) Allah dengan seluruh hidupnya (Kejadian 22:12).  Abraham mendengarkan Allah dengan sepenuh hati (Kejadian 21:18).  Kata “mendengarkan” dalam bahasa Ibraninya (shama) memiliki pengertian mendengar dan mentaati; mendengar dengan menaruh perhatian; mendengar dengan kritis.  Mendengarkan Allah bukan sekedar baca Alkitab, tetapi mempelajari, mengerti, menghidupi apa yang menjadi kebenaran Allah bagi kita.
Apabila kita menjadi Nasrani dan hanya mau berkat Tuhan, maka kita akan kecewa.  Apabila kita menjadi Nasrani dan berpikir bahwa ikut Tuhan semua akan lancar, maka kita akan kecewa.  Apabila kita menjadi Nasrani dan berharap Tuhan yang menyesuaikan keinginan kita, maka kita akan kecewa dan meninggalkan Tuhan.  Apabila kita menjadi Nasrani dan berpikir metode berdagang untung rugi, maka kita akan dipermalukan oleh Tuhan yang luar biasa berkat-Nya dan akhirnya juga akan kecewa karena kesalahan cara berpikir kita.
Mempercayai dan mengikut Tuhan Yesus Kristus adalah sebuah kesempatan berharga, sebuah anugerah terbesar dalam kehidupan manusia.  Menjalani hidup yang dipersembahkan bagi Tuhan adalah sebuah kesuksesan terbesar manusia di dalam sejarah kehidupannya, di dalam rana kekekalan, di dalam tujuan manusia itu sendiri.  Bila Anda mulai ragu dan menyesal masuk Nasrani, pikirkanlah paragraf ini.  Bisa jadi Anda hanya mempercayai agama Nasrani tetapi bukan Kristus, bisa jadi Anda memiliki pikiran yang salah tentang menjadi Nasrani.  Bisa jadi Anda sedang dalam pergumulan yang besar dan menantikan iman, kesabaran dan ketaatan seperti Abraham.  Apabila Anda sedang berada di jalur keraguan dan mempertanyakan Tuhan, ingatlah Abraham!  Abraham tetap mempercayai Tuhan walaupun situasi sangat buruk.  Abraham menghormati Tuhan dengan hidupnya dan memperhatikan Firman Tuhan dengan ketaatan.
Apabila kita mengikut Tuhan walaupun sukar, kita tidak akan kehilangan pemeliharaan Tuhan.  Apabila kita mengikut Tuhan dan terus memperhatikan Firman-Nya, kita akan beroleh damai sejahtera dan bertumbuh semakin dewasa secara rohani.  Apabila kita mengikut Tuhan dan menantikan cara Tuhan dan bukan cara sendiri, maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan di tengah-tengah kehidupan kita.  Apabila kita mengikut Tuhan dengan pola pikir Firman Tuhan, maka kita tidak mungkin melihat Tuhan yang meminta-minta, memohon-mohon agar kita ke Gereja, melakukan Firman Tuhan, melayani ataupun persembahan.  Semuanya itu kita lakukan dengan kesadaran karena kita tahu dengan berbuat apa yang menjadi kehendak Tuhan sebenarnya Tuhan sedang membentuk dan memberkati kita secara berlimpah-limpah.  Seperti yang pernah dijanjikan-Nya kepada Abraham, “maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah…” Kejadian 22:17.  Kiranya Tuhan menolong kita tetap taat dan setia di saat lancar dan sulitnya hidup ini.  Amin.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *