ANJING DI BAWAH MEJA MAKAN

Anjing di Bawah Meja Makan
Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja  juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”
Markus 7:28
Sewaktu mengunjungi sebuah sekolah tinggi di Jakarta, saya melihat ada 3 ekor anjing yang datang pada waktu bel makan siang.  Lucunya anjing ini seolah-olah sudah tahu apa arti bel itu dan gembira menantikannya.  Sambil berdatangan ke ruang makan, anjing-anjing ini mengibas-ngibaskan ekornya.  Ia datang dan menantikan belas kasihan jatuhnya makanan.
Perumpamaan mengenai anjing yang makan sisa di bawah meja diambil contoh oleh seorang perempuan siro-fenisia ketika anaknya kerasukan setan.  Ibu ini sangat berharap pada Yesus.  Setelah Yesus mendengar ucapan permohonan ibu ini dengan iman dan kerendahan hati, maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan dan menyembuhkan anak yang dirasuk setan itu.
Ada dua hal setidaknya yang dapat kita pelajari dari seorang ibu siro fenisia.  Pertama adalah kerendahan hatinya.  Adalah umum bagi orang Yahudi untuk menganggap orang-orang di daerah Tirus untuk mendapat anugerah ke dua.  Ibu ini mengerti apa yang terjadi pada kebudayaan waktu itu.  Ia meminta dengan rendah hati.
Dalam perumpamaan itu, peminta berlaku sebagai binatang anjing yang rendah dan mendapat bagian makanan sisa saja.  Walau demikian perumpamaan itu tidak membuat ibu ini tersinggung kemudian marah-marah kepada Yesus.  Ibu ini tahu diri dan meminta dengan rendah hati.
Ada banyak orang Kristen yang berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan dengan cara yang terbalik dari ibu ini.  Mereka minta berkat dan jalan keluar, tetapi begitu belum mendapat jawaban langsung marah, menyalahkan dan meninggalkan Tuhan.  Mereka tidak mau ke gereja dan ”ngambek”.
Hal ke dua yang dapat kita pelajari dari ibu siro fenisia ini adalah iman percayanya kepada Yesus.  Ibu ini sadar bahwa dirinya dari Tirus yang merupakan daerah second grace.  Sekalipun bukan orang Yahudi dan belum masuk jangkauan pelayanan Yesus, namun ibu ini memiliki iman percaya yang kuat kepada Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa.
Ibu siro fenisia percaya, meski hanya mendapat sedikit jamahan Yesus—atau yang ia sebut sebagai remah-remah—anaknya yang dirasuk setan dapat ditolong.  Ternyata, Yesus sanggup mengusir setan bahkan tanpa harus hadir dan bertatapan dengan anak itu.
Ada banyak orang mengaku Kristen pergi ke gereja bahkan aktif pelayanan, namun tidak mempercayakan seluruh aspek hidupnya kepada Kristus.  Ada dosa-dosa tersembunyi yang belum dibereskan di hadapan Tuhan.  Ada hal-hal tertentu yang sulit diserahkan kepada tangan Tuhan yang kuat itu.  Marilah kita belajar dari ibu siro fenisia ini, sekalipun bukan orang Yahudi tulen, tetapi ia jadi orang Israel tulen: percaya kepada Kristus dan rendah hati.  Amin.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *