ANAK CUCI PIRING


ANAK CUCI PIRING
(Baca: Wahyu 2:1-7)
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Wahyu 2:2a.
Bagi kami sebagai orang tua adalah biasa mencuri piring setelah makan malam. Entah kenapa, malam kemarin anak-anak saya (6 tahun dan 4 tahun) berkata, “Pa, ma biar saya cuci piring.” Kami cukup terkejut dan sekaligus gembira melihat kemajuan kemandirian anak-anak.  Kalau sebelumnya mereka mau belajar menyapu dan mengepel lantai, maka malam itu adalah kali pertama dua anak mencuci piring, menyabuni dan membilas hingga tuntas. Kenapa mereka melakukan itu? Katanya, “Biar orang tua ngga capek.  Ini sungguh berkat Tuhan!
Seperti halnya orang tua sangat gembira melihat anak-anak berbuat baik, taat dan berbuat sesuatu yang menyenangkan orang tua; demikian pula Tuhan terhadap umat-Nya juga gembira apabila melihat kita semua dengar-dengaran Firman Tuhan dan melakukan hal yang berguna bagi pekerjaan Tuhan. 
Tuhan Yesus memuji jemaat di Efesus karena tegas menolak penyesatan dan tidak mengenal lelah untuk Tuhan (Wahyu 2:1-3).  Namun evaluasi Tuhan Yesus disertai pula dengan teguran karena jemaat meninggalkan kasih mula-mula (ayat 4-8).  Melayani sekedar rutinitas dan tanpa kasih adalah sebuah kejatuhan. Perbuatan menyenangkan hati Tuhan tidak sekedar di permukaan saja, tetapi harus dari dalam hati yang mengasihi Tuhan yang sudah lebih dahulu mengasihi kita. Tanpa pertobatan, bisa jadi Tuhan tidak akan memakai kita sebagai terang saksi-Nya.
Selagi masih disebut hari ini, kita dapat melakukan sesuatu perbuatan yang menyenangkan hati Tuhan. Tidak perlu harus tunggu kalau ada program gereja tetapi inisiatif yang muncul seperti anak kecil yang membantu cuci piring malam dan menyenangkan hati orang tua, demikian pula kita dapat berbuat sesuatu yang baik lahir dari menyenangkan hati Tuhan.  
SELAGI DISEBUT HARI INI, KITA DAPAT MELAKUKAN SESUATU YANG MENYENANGKAN TUHAN
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *