UANG HILANG KEMBALI

UANG HILANG KEMBALI

Baca: Lukas 16:10-12

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar (Lukas 16:10a).

2

       Baru baru ini kepolisian Jepang melaporkan selama tahun 2014 telah menemukan uang hilang lebih dari 367 Miliar (3,34 Miliar yen), lebih 75% telah diambil oleh pemiliknya, sisanya masuk ke kas negara dan lebih dari 3,56 juta barang hilang ditemukan serta yang paling mengagumkan adalah bagaimana pihak kepolisian mengembalikan tas seseorang yang berisi uang sekitar 1,9 Miliar rupiah (18,4 juta yen ).

       Terbersit pemikiran sederhana: Bagaimana ya kalau uang sebesar itu terjadi di Indonesia? Apakah juga akan dikembalikan oleh aparat keamanan? Indonesia sedang heboh dengan polemik KPK vs.POLRI, terkhusus diikuti dengan intrik politik yang pekat.

koban       Negara yang maju rupanya tidak serta merta ditandai dengan berapa banyak kekayaan penduduknya; berapa bagus fasilitas umum masyarakatnya; berapa tinggi pendidikan warganya; tetapi terlebih adalah seberapa bertanggung jawab dan jujur rata-rata warganya dalam menjalani hidup sehari-hari.

       “Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?(Lukas 16:12). Itulah yang dinyatakan Tuhan Yesus ketika berbicara mengenai tanggun jawab dan kejujuran. Hidup mengikut Yesus bukan ikut arus dunia yang menyukai kegelapan dan sisi abu-abu. Hidup mengikut Yesus adalah sebuah keputusan cerdas untuk menjadi cerdik seperti ular tetapi tetap tulus seperti merpati.

       Tidak usah jauh-jauh menunjuk si A, atau aparat B atau bahkan kelompok atau suku C tertentu sebagai biang keladi tukang tipu; tetapi marilah dimulai dari kita. Menghadirkan surga di bumi dimulai dari sikap tanggung jawab dan jujur. Belajar jujur terhadap diri sendiri. Belajar jujur terhadap orang lain. Memang sikap ini tidak mudah tetapi sungguh mempersiapkan benih berkat Tuhan bagi orang yang menghidupinya. Selamat mengiring Yesus. Amin.

 

KESETIAAN DAN BERANI JUJUR ADALAH BENIH DARI HIDUP YANG DIBERKATI

1

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

ANTARA IMLEK DAN TAHUN BARU DI ALKITAB

ANTARA IMLEK DAN TAHUN BARU DI ALKITAB

Jikau engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaah Allah (I Korintus 10:31).

1

 

       Apa yang berkesan atau yang paling Anda inginkan pada saat menyambut Tahun Baru Tionghoa (Imlek)? Makanan yang enak? Angpao? Atau bahkan kesempatan emas bisa berkumpul dengan sanak keluarga besar? Tahun Baru Tionghoa kali ini jatuh pada tanggal 19 Februari 2015 atau berdasarkan pengukuran kalender bulan adalah 2566. Kebanyakan orang-orang Tionghoa akan berkumpul atau pulang ke kampung orang tuanya (seperti lebaran kalau di Indonesia).

       Tahun baru imlek ditandai dengan warna merah sebagai lambang gembira, sukacita dan harapan yang baik di tahun yang baru yang dijelang. Perayaan di musim semi ini dilengkapkan dengan makan bersama dan tidak ketinggalan angpao atau amplop merah berisi uang dari orang tua kepada anak-anak. Sebagian orang percaya dengan menyapu rumah dan menyalahkan kembang api atau petasan pada saat menyambut tahun baru adalah untuk mengusir sial dan menyambut untung.

       Bagaimana dengan Tahun Baru di Alkitab? Imamat 23:23-25 & Bilangan 29:1-6 yang disebut sebagai tahun baru memiliki latar belakang yang berakar dari budaya Ibrani, yakni perayaan tahun baru dari kalender Israel yang dirayakan pada 1 & 2 Tishri 5776 (14 September 2015). Tahun baru Israel disebut Rosh Hashanah dan dirayakan dengan makanan yang manis-manis sama dengan Imlek, hanya saja maknanya adalah lambang janji Tuhan yang manis di tahun yang baru. Mereka biasa meniupkan shofar (sangkakala) sebagai lambang pertobatan dan komitmen total ikut Tuhan. Kebiasaan sebagian orang merayakan Tahun Baru Rosh Hashanah adalah dengan makan madu, apel dan roti seperti halnya perayaan Imlek dengan kue keranjangnya.

       Kedua budaya Israel dan tionghoa memiliki kesamaan dalam hal menyambut tahun baru, yakni mengharapkan hal yang sejahtera di masa pengkalenderan baru. Terlepas dari kepercayaan sial dan untung atau berkat dan kutuk; setiap orang yang menyambut tahun baru haruslah menyadari bahwa itupun adalah kasih karunia Tuhan. Prinsip Alkitab tidak mengajarkan “kebetulan” dan “takhayul”, namun mengajak setiap orang percaya Tuhan untuk ingat dan melibatkan Tuhan di tahun yang baru. Selamat menyambut tahun baru Imlek! 新年快樂 万事如意。

ORANG YANG MELIBATKAN TUHAN DALAM HIDUPNYA, TIDAK AKAN KEKURANGAN PENYERTAAN TUHAN

3

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

UNTUK APA HIDUP DI DUNIA INI?

UNTUK APA HIDUP DI DUNIA INI?

 

Baca Lukas 23:1-5

Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku (Yohanes18:37b).

cover

 

       Untuk apakah Anda hidup di dunia ini? Pernahkah Anda memikirkan sejenak akan hal ini? Yesus menjawab alasan-Nya datang ke dalam dunia ini ketika berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan Pilatus (Yohanes 18:28-38a). Yesus Kristus memberikan teladan hidup sukses sebab Ia tahu dari mana berasal dan ke mana akan pergi. Yesus tidak membiarkan diri diperbudak oleh nafsu kedagingan (Ibrani 4:15), pun tidak takut merangkul penderitaan besar (Matius 26:42) demi menjalankan misi hidup-Nya di dunia yakni menjadi JALAN, KEBENARAN, HIDUP (Yohanes 14:6). Untuk siapa dan untuk apa Anda hidup? Bagaimana Anda menjalani hidup? Semua ini ditentukan dari sebuah pilihan dan keputusan sejak sekarang.

       Apabila Anda memilih hidup untuk Tuhan Yesus Kristus, maka misi hidup adalah menjadi berkat (berbuah, Yohanes 15:16) sesuai kemampuan, bakat, talenta, dan keahlian yang Tuhan sudah titipkan sejak mula (Keluaran 35:31; Matius 25:15; Lukas 19:13). Anda tidak menunggu adanya kesempatan baru bergerak tetapi menciptakan kesempatan karena Anda tahu waktu yang Tuhan berikan sangat terbatas.

magic       Bisa jadi Anda adalah penjual nasi campur yang mengusahakan makanan sehat, bersih dan begizi bagi tukang atau buruh pabrik. Bisa jadi Anda adalah dokter yang mengobati pasien dengan obat tertentu bukan karena sudah diberi “sesuatu” oleh perusahaan obat tetapi demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik. Bisa jadi Anda adalah pengacara yang membela hak orang tersisih demi kebenaran dan bukan demi segepok emas dan pengaruh popularitas. Bisa jadi Anda adalah pedagang yang terkenal dengan “harga bagus” tanpa menindas pegawai dengan upah rendah dan kerja luar batas wajar. Apapun profesi pekerjaan dan bagaimana hidup ini dijalani tidak akan terlepas dari sebuah pertanyaan mendasar: Untuk apakah saya hidup di dunia ini? Kiranya Tuhan menolong kita menjalani hidup yang berkenan di hadapan-Nya. Amin.

 

HIDUP TANPA TUJUAN ADALAH SEPERTI MEMBIARKAN DIRI DIBAWA OLEH SIAPA SAJA DAN KE MANA SAJA. HIDUP YANG BERTUJUAN BERARTI SEDANG MENYATUKAN SEMUA ENERGI, PIKIRAN, KEMAMPUAN DAN KEKUATAN UNTUK SEBUAH KEBERHASILAN.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

MOSHI MOSHI KAMEO


MOSHI MOSHI KAMEO
Baca: II Petrus 3:1-13
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. II Petrus 3:9
Pernah dengar lagu “Usagi to Kame”? Lagu ini pertama kali saya dengar dari anak sulung ketika memijat bapaknya. Dengan semangat “45” ia memijat sambil menyanyi apa yang konon diajari gurunya. Kemudian saya baru menyadari bahwa lagu ini mengisahkan Kelinci dan Kura-kura. Kura-kura begitu lambat tetapi tekun hingga berhasil, sementara kelinci walaupun gesit dan cepat tetapi karena kemalasan dan kesombongannya membuat ia kalah.
Bisa jadi lagu yang dinyanyikan gurunya dengan semangat membuat anak saya bernyanyi dengan semangat pula. Gurunya semangat bernyanyi juga untuk dirinya termotivasi masa depan anak didik cerah. Sabar terhadap ketidaktahuan, sabar terhadap kenakalan, sabar terhadap hal-hal sepele yang merepotkan dan ada kalanya menjengkelkan. Itulah yang ada dipikiran saya. Lagu ini sederhana, tetapi bermakna dahsyat!
Bukankah itu yang jadi pergumulan setiap kita? Sebagai orang tua betapa repotnya mengurus anak dari bayi, memandikan, mengganti popok, pipisnya, tahinya, belum lembur malam. Ketika besar, anak menjadi nakal, tidak dengar-dengaran dan membuat masalah demi masalah. Sebagai atasan atau senior betapa repotnya mengurus junior dan bawahan dengan segala kebandelan sok bisa, sok pandai, dan “sol sepatu” lainnya. Kadang masalah itu bisa menghampiri pelajar, pekerja, mertua, menantu, bahkan jemaat. Betapa “repot”-nya membentuk sesuatu dari nol sampai jadi berhasil, seolah lambat seperti kura-kura berjalan.
Ketika kita tidak sabar dan hampir menyerah untuk menjalani sesuatu yang baik dan benar, ingatlah bahwa Tuhan tidak tidur, tetapi terus bekerja hingga kiamat (II Petrus 3:1-8). Ia sabar dan PASTI menepati janji-Nya. Ia menantikan setiap kita hidup yang suci dan saleh walaupun kerap kita hidup kotor dan najis. Moshi-moshi kame yo … doushite sonna ni noroi no ka (klik lagu tersebut di: http://kiwi6.com/file/j8i6p7i95n) Halo, Tn. Kura-kura … kenapa kamu jalan begitu lambat?  Kalau Tuhan saja sabar dengan kita, mari kita tidak putus asa untuk melakukan yang baik dan benar. Bisa jadi itu sebagai guru di sekolah, pendeta yang menggembalakan gereja, manager terhadap bawahan, orang tua terhadap anak atau bahkan sebaliknya. Kiranya Tuhan menolong setiap kita. Amin.
KALAU TUHAN SABAR DAN TIDAK LALAI TEPATI JANJI, KENAPA KITA HARUS BERHENTI MELAKUKAN YANG BAIK DAN JAUH DARI TUHAN?
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail