MATA DAN TELINGA

MATA DAN TELINGA
Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh Tuhan (Amsal 20:13).
Betapa sederhana kelihatannya kalimat ini.  Telinga ya untuk mendengar.  Mata ya untuk melihat.  Kenyataannya, sering kali telinga dipakai untuk mendengar gosip dan mata dipakai melihat apa yang seharusnya tidak pantas dilihat.  Buahnya adalah susah, sedih, cemas, gelisah yang berakhir pada penderitaan.
Amsal Salomo dikenal sebagai orang berhikmat karena ia belajar arti takut akan Tuhan. Sikap menghormati Tuhan inilah yang memampukan Salomo menulis kata-kata bijak tentang kehidupan sehari-hari.  Mata dan telinga adalah indera manusia dalam berkomunikasi, khususnya mengetahui dunia luar. Alkitab terjemahan bahasa Inggris The Messagemenuliskan bahwa mata dan telinga adalah perlengkapan dasar yang diberikan Tuhan kepada manusia (Proverbs 20:13). Artinya mata dan telinga bukan sekedar ciptaan Tuhan tetapi alat-Nya yang dititipkan kepada kita untuk digunakan dengan semestinya apabila kita ingin mendapatkan yang baik dan mulia.
Orang yang malas, baik itu malas bekerja ataupun malas melakukan hal-hal yang baik dan benar  adalah orang yang miskin. Sebaliknya orang yang rajin, baik itu rajin menggunakan mata dan telinganya untuk hal-hal yang benar maka akan menikmati kepuasan dari hal yang disebut kebenaran.
Kiranya Tuhan menolong kita menggunakan telinga untuk mendengar Firman Tuhan dan mata untuk melihat pekerjaan Tuhan.  Kiranya melalui perkataan dan perbuatan kita menggenapkan, “Apa yang baik, yang manis, yang sedap didengar, yang patut dipuji dan disebut kebenaran”.
MATA DAN TELINGA ADALAH CIPTAAN TUHAN, BILA DIGUNAKAN UNTUK TUHAN AKAN MENGHASILKAN YANG TERBAIK DARI HIDUP.

Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

PERJALANANKU DI HIROSHIMA


PERJALANANKU DI HIROSHIMA
Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.  Markus 9:50b
Tidak pernah terbayang bahwa akhirnya saya menjejakkan kaki di Hiroshima, Jepang.  Hiroshima adalah salah satu sasaran bom atom Amerika Serikat sebagai rentetan konflik perang dunia II. Dari lebih dari 350.000 orang pada waktu itu, setidaknya ada sekitar 200.000 orang terkena dampak mengerikan dari bom atom. Mulai dari radiasi yang menyebabkan gatal, panas terbakar, kulit hancur hingga bentuk tubuh yang meleleh dan sulit dikenali apakah mahkluk berjalan itu laki-laki atau perempuan.
Di wilayah sekitar “Memorial Dome”; museum hingga titik nol bom atom, saya merasakan suasana hening, mencekam dan mengerikan.  Pasalnya bukan hanya foto-foto korban, kesaksian hidup yang ditulis dan disuarakan tetapi ribuan bukti akibat kekejaman perang manusia dipamerkan sebagai peringatan bahwa perang itu mahal harganya.  Lebih baik berusaha menjaga perdamaian dari pada terjebak dalam lingkaran setan “balas dendam” yang menghancurkan satu dengan yang lain.
Itulah yang dimaksud Tuhan Yesus ketika menyampaikan sebuah panggilan hidup menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13; Lukas 14:34-35).  Manusia diciptakan bukan untuk saling menghancurkan tetapi saling memberkati.  Kenyataan menunjukkan tidak semua orang mau berdamai dengan kita, tidak semua orang mau jadi berkat dan wajar tidak semua orang menyukai kita.  Panggilan Tuhan Yesus kepada umat manusia adalah berusaha menjaga perdamaian (shalom) sehingga orang tetap melihat dan merasakan manfaat (bukan sekedar) baik tetapi juga benar.
Saat ini Hiroshima adalah kota besar dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.  Kota yang sangat maju, modern, bersih dan indah. Sejarah kota ini tetap berdengung di denyut nadi dunia seolah mengingatkan bahwa sebisa mungkin jaga dan usahakanlah perdamaian. Jangan membiarkan diri tenggelam dalam prasangka negatif tentang suku, agama, atau bangsa tertentu. Ketika mendengar berita dari orang atau media massa yang sifatnya provokatif, jangan terburu-buru panas hati tetapi berhenti sejenak, berpikir dan bertanya: Apakah hal ini baik? Apakah informasi ini berguna untuk kebaikan saya atau saya sedang dipermainkan oleh oknum tertentu? Apakah kata Firman Tuhan? Doa saya, kiranya kita tetap menjadi garam dan terang Tuhan di manapun kita berada.
ORANG YANG MENYADARI PERANG ITU SANGAT MAHAL AKIBATNYA, AKAN BERUSAHA MENJAGA PERDAMAIAN DAN MELEPASKAN DIRI DARI LINGKARAN SETAN KEBENCIAN.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

KENDI AIR KERAMAH TAMAHAN


KENDI AIR KERAMAH-TAMAHAN
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya. Matius 10:42
Sewaktu kecil saya mengenyam pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) dekat pasar rakyat. Gedung TK ini kecil sehingga sebelum jam pembelajaran dimulai, kami suka nongkrong di depan sambil bermain atau melihat lalu lalang tawar menawar pembeli dan penjual sayur mayuran. Biasalah suasana pasar selain bau menyengat ikan mentah, sayur dan sampah berserakan juga riuh dan ramai dengan berbagai peristiwa yang unik setiap harinya. 
Hari itu saya memperhatikan seorang bapak membawa gerobak (entah apa yang dibawanya) dan berhenti persis di depan rumah di depan TK kami. Depan rumah tersebut berdiri tiang seukuran 1,5 meter dan diletakkan sebuah kendi air di atasnya. Kendi itulah yang diambil oleh bapak itu untuk diminum beberapa teguk dan dikembalikan ke tempatnya. Lalu ia melanjutkan perjalanan.  Tidak berapa lama ada seorang tukang becak yang juga berhenti sejenak, mengambil dan meminum kendi berisi air tersebut dan mengembalikan ke tempatnya. Semula saya berpikir sedang melihat aksi pencurian, tetapi kemudian saya menyadari ini adalah sebuah keramahtamahan.
Mungkin praktik seperti ini agak sukar dilakukan di jaman ini, kalau tidak hilang kendinya bisa pula terjadi orang-orang meminta teh manis, kopi atau minuman bersoda dengan es batu. Perbuatan baik jaman sekarang kerap langka, penuh prasangka dan disalahpahami.  Sebagian orang menolong justru dirampok. Syukurnya, hakikat perbuatan baik yang benar bukan lahir dari reaksi apa kata orang tetapi lahir dari motivasi mau berbagi secara tulus.
Mengikut Yesus secara radikal bukan tentang mengacungkan pedang dan melakukan kekerasan, melainkan mengedepankan prioritas hidup untuk Tuhan dalam cara yang nyata dan seimbang.  Berbuat baik seperti yang dikatakan Yesus, “..memberi air sejuk secangkir sajapun…” (Matius 10:42) adalah bentuk nyata radikalisme Nasrani. Menyambut “orang kecil”, mendukung rohaniwan yang tulus melayani Tuhan, mengunjungi orang sakit pun dapat dilakukan sebagai bagian dari menyambut Tuhan.  Upahnya bukan apa kata orang, apa balas orang, tetapi sebuah kehormatan bisa memberi dan melayani dengan motivasi untuk Tuhan. Inilah militanisme yang perlu dijaga setiap orang percaya apabila merindukan hidupnya berkenan dan diberkati Tuhan. 
KENDI AIR YANG SEDERHANA DAPAT MENJADI ALAT TUHAN MEMBERKATI ORANG LAIN, HIDUP MEMBERI YANG LAHIR DARI MOTIVASI UNTUK TUHAN TIDAK AKAN KEKURANGAN BERKAT TUHAN.
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail

FEAR GOD, FEAR NOTHING


FEAR GOD, FEAR NOTHING
Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada Tuhan, dilindungi. Amsal 29:25.
Rasa takut adalah reaksi normal dari mekanisme pertahanan diri melihat, merasa atau mengetahui ada bahaya yang tidak diinginkan terjadi. Definisi takut dalam kamus Bahasa Inggris Oxford adalah “Fear” yang berarti emosi yang tidak mengenakkan karena ancaman bahaya, sebuah perasaan cemas berhubungan dengan sesuatu yang bakal terjadi  atau membahayakan seseorang.
Raja Salomo mengerti benar apa artinya ancaman pembunuhan, intrik, fitnah hingga perang.  Ancaman itu begitu nyata hingga ia mengerti dan menuliskan dalam Amsal bagaimana takut yang salah hanya akan merugikan diri sendiri. Ia memilih menghadapi rasa takut bukan cari sandaran manusia, tapi cari Tuhan dan mendapatkan pengalaman bahwa Tuhan lah yang sanggup menolong.
Setiap orang dapat mengalami rasa takut, kuatir, cemas dan gelisah apalagi melihat sesuatu yang buruk yang tampaknya akan berdampak berbahaya bagi diri, keluarga atau lingkungannya.  Bekerjasama dengan orang lain dan saling menopang adalah baik.  Menjadi tidak baik apabila kita sandar manusia lain maupun sandar diri untuk hari depan yang tidak pasti.  Sandar Tuhan adalah logis dan bijaksana bagi orang yang percaya kepada-Nya. Hari ini Firman Tuhan mengajak kita cari Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya.  Seperti pepatah, “Fear God, fear nothing.” Selamat beraktivitas dalam Tuhan.
TAKUT ADALAH PERASAAN MANUSIAWI, BERGANTUNG DARI KITA DIARAHKAN KEPADA TAKUT MANUSIA ATAU TAKUT AKAN TUHAN
Facebooktwitterredditpinteresttumblrmail